Pelaksana harian (Plh) DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah - ANTARA.
Lebak, fokusdialog.com
Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Lebak menentukan skala prioritas dalm pencegahan prevalensi stunting atau
anak-anak kerdil akibat gagal tumbuh guna mempersiapkan Generasi Emas 2045.
Demikian
mengemuka dalam pandangan Pelaksana harian (Plh) Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)
Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah.
Dia
mengatakan prioritas penanganan prevalensi stunting di daerah ini berdasarkan
hasil kajian yang melibatkan perguruan tinggi dan dijadikan agenda perencanaan
pemerintah daerah dengan mengutamakan pencegahan agar tidak ada lagi kasus
stunting baru.
“Untuk
pencegahan stunting dilakukan dari hulu dan harus diprioritaskan penanganannya,”
kata dia, dikutip dari Antara, Jumat 4 Juli 2025.
Menurut
dia, pencegahan dari hulu mulai dari kalangan remaja putri, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi kurang gizi, calon pengantin dan pasangan usia subur, karena
mereka bisa berisiko stunting.
Oleh
karena itu, pencegahan stunting ada dua intervensi, yakni pertama intervensi
nutrisi dan kedua non-nutrisi.
Untuk
intervensi nutrisi dengan pemberian aneka makanan yang bergizi dan protein,
juga mengoptimalkan edukasi kepada masyarakat.
Penyuluhan
itu bagaimana keluarga bisa memenuhi makanan yang bergizi dan protein hewani
yang ada di sekitar tempat tinggal, sebab banyak orang tua yang salah pola
asuh, sehingga menimbulkan anak stunting.
Ia
mengaku pihaknya kini mengoptimalkan edukasi kepada masyarakat untuk pengolahan
dan bagaimana membuat makanan yang bergizi agar dapat mencegah stunting.
Selain
itu, pihaknya juga melakukan intervensi non-nutrisi untuk penyediaan sarana
prasarana jamban, sanitasi dan persediaan air bersih.
“Kami
meyakini dengan intervensi nutrisi dan nonnutrisi itu tidak akan ada lagi kasus
stunting,” ujarnya.
“Berdasarkan
hasil intervensi serentak pada 2024 terhadap balita di Kabupaten Lebak sebanyak
109.498 balita, terealisasi sekitar 4,07 persen atau 4.452 balita
teridentifikasi stunting, sedangkan akhir tahun 2023 sekitar 4,8 persen,”
diatambahkan.
Data
stunting 4,07 persen pada 2024 di daerah itu sudah dimasukkan ke aplikasi
elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) sehingga
bisa dianggap valid karena ada nama dan alamatnya. (Red)


